Tadi malam… 1 October 2012. Ia membawaku menuju tempat
tertinggi. Tepatnya di kuningan. Ooh, belum. Belum terlalu kuningan. Daerah
geronggong. Disana lampu-lampu kota ku bermainan. Berkerlap kerlip bagaikan
bintang. Sayangnya aku tak pernah ingin berhenti
untuk menikmati tempat indah itu.
Menurut yang lain. Geronggong itu adalah nama daerah yang
banyak di huni oleh (*****) maaf. Wanita jalang. Dan tempat para laki-laki yang
memuaskan nafsunya. Pantas saja tempat itu di jadikan tempat yang tidak wajar.
Karena pesona di daerah itu sangaaat… aku saja kagum melihat keindahannya.
Membuat seseorang merasa… yaah, like a passionate…
Ia bertanya padaku. Tapi aku tak akan pernah menjawab.
Karena memang aku tak tau banyak keindahan apa saja yang dimiliki kota ini. Aku
hanya menjawab “terserah” atau “aku ga tau tempat yang bagus disini” karena
memang aku tidak pernah jalan-jalan menghabiskan waktu bersama teman-teman. Aku
selalu diajak, tapi tak akan pernah ikut.
Aku memeluk tubuhnya. Kedinginan. Angin malam yang menerpa
wajah, membuat aku semakin merapatkan badan, dan bersembunyi di balik tubuhnya.
Tak banyak bicara, hanya membicarakan apa yang tadi kita lakukan. Dan sesekali
aku berfikir. “mau di bawa kemana aku?”.
Aku bertanya, “kita mau kemana?” dan ia hanya terdiam…
mungkin lebih baik diam daripada aku mengetahui dan memberontak di jalan.
Hatiku mulai terasa tidak terbiasa dengan suasana malam hari, dingin, di jalan
yang tak pernah ku lewati dengan motor. Aku pernah kesana, dengan mobil. Dengan
keluargaku, ataupun pada saat aku akan pergi berkumpul bersama teman dan
mengikuti kegiatan kemping…
Dan ku tanyakan hal yang sama “kita mau kemana?” kali ini ia
menjawab. “kita keatas” dan aku langsung berfikir. Jalan yang besar,
berkelok-kelok, mobil-mobil tinggi, speedometer yang selalu menunjukan ke jarum
panjang menuju angka 100±. Aku
tau kita akan kemana. Ini tempat bagus…
Aku memeluknya tanpa pernah lepas. Memang, sesekali aku memegang
kantong jaketku. Memastikan telfon genggamku masih tersimpan dengan baik.
Bercanda di jalan, membuatku sangat bahagia… Angin yang berhembus mengikuti
arus perjalananku membuat aku semakin memegang erat tanganku yang disimpul
didepan. Memeluk erat tubuhnya. Aku merasa dunia ini milik berdua.
Dan kami sudah berada ditempat yang tadi ku sebut-sebut.
Tempat yang memiliki pemandangan indah. Ia bertanya padaku, “mau berhenti?” dengan segera aku
menolaknya. Entah mengapa.
Setelah kembali kerumah aku merasa berada di awang-awang
merasa melayang dengan seorang malaikat. Ia istimewa. Ia melengkapi hidupku.
Menjadikan hari-hariku penuh dengan warna… :’)
Cirebon, 2 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar